Staf khusus Wakil Presiden Masduki Badlowi menyarankan BMKG mengganti alat Technology Early Warning System (Ina-Tews) atau deteksi dini benc...
Staf khusus Wakil Presiden Masduki Badlowi menyarankan BMKG mengganti alat Technology Early Warning System (Ina-Tews) atau deteksi dini bencana yang sudah rusak dengan yang berkualitas.
Dia berharap nantinya Ina-Tews kembali difungsikan sebagaimana mestinya. Sebab, alat tersebut sangat diperlukan untuk menyelamatkan warga dari kemungkinan ancaman bencana alam, baik tsunami ataupun gempa.
"Harapan kita alat tersebut nantinya dapat dipergunakan dengan baik saat terjadi bencana, jangan sampai rusak ketika ada bencana. Alat ini penting untuk masyarakat," katanya.
Koordinator Masyarakat Anti Monopoli (MAM) Khairul meminta agar pengadaan alat Ina-Tews sesuai dengan aturan dan proses yang berlaku. Diingatkannya, pengadaan Ina-Tews apabila tidak sesuai spesifikasi bisa berakibat fatal karena memungkinkan teknologi tidak dapat membaca potensi tsunami yang diakibatkan magnitudo gempa bumi secara akurat.
"Selain itu juga praktik monopoli dapat menutup mata untuk melihat apakah masih ada teknologi yang lebih baik, canggih dan efisien," ingatnya.
"Lagi-lagi, jika praktik monopoli ini benar terjadi adanya pada pengadaan Tsunami Early Warning System di BMKG, maka masyarakatlah yang paling dirugikan karena akan terdapat multiplier effect yang menyangkut nasibnya, dan saya berharap di masa depan, tidak ada lagi terdengar korban yang terdampak dari kejadian Tsunami seperti di Banten, Lampung, dan Palu." pungkasnya.
![]() |
|
Dia berharap nantinya Ina-Tews kembali difungsikan sebagaimana mestinya. Sebab, alat tersebut sangat diperlukan untuk menyelamatkan warga dari kemungkinan ancaman bencana alam, baik tsunami ataupun gempa.
"Harapan kita alat tersebut nantinya dapat dipergunakan dengan baik saat terjadi bencana, jangan sampai rusak ketika ada bencana. Alat ini penting untuk masyarakat," katanya.
Koordinator Masyarakat Anti Monopoli (MAM) Khairul meminta agar pengadaan alat Ina-Tews sesuai dengan aturan dan proses yang berlaku. Diingatkannya, pengadaan Ina-Tews apabila tidak sesuai spesifikasi bisa berakibat fatal karena memungkinkan teknologi tidak dapat membaca potensi tsunami yang diakibatkan magnitudo gempa bumi secara akurat.
"Selain itu juga praktik monopoli dapat menutup mata untuk melihat apakah masih ada teknologi yang lebih baik, canggih dan efisien," ingatnya.
"Lagi-lagi, jika praktik monopoli ini benar terjadi adanya pada pengadaan Tsunami Early Warning System di BMKG, maka masyarakatlah yang paling dirugikan karena akan terdapat multiplier effect yang menyangkut nasibnya, dan saya berharap di masa depan, tidak ada lagi terdengar korban yang terdampak dari kejadian Tsunami seperti di Banten, Lampung, dan Palu." pungkasnya.