Usai membeli mesin ekstraksi dari Korea Selatan, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat, dapat memeriksa 1.200 sampe per hari...
Usai membeli mesin ekstraksi dari Korea Selatan, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat, dapat memeriksa 1.200 sampe per hari,
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, peningkatan kapasitas tes menjadi fokus, agar dapat memetakan penyebaran dan mempercepat penanggulangan COVID-19. Sebelumnya, Labkesda Jabar hanya mampu memeriksa 140 sampel per hari.
"Dengan alat yang ada, serta tambahan sumbangan dari Unpad, ITB, dan lainnya, sekarang Labkesda Jabar bisa mengetes 1.200 per hari, jadi lompatannya luar biasa," kata Kang Emil sapaan akrabnya dalam rilis yang diterima.
Lebih lanjut, selain membeli mesin ekstraksi pihaknya juga berencana membeli 20 ribu reagen atau reaktan untuk pemeriksaan COVID-19 dengan teknik polymerase chain reaction (PCR).
"Kita juga sudah beli 20 ribu reagen untuk PCR, memang harganya mahal, kalau RDT Rp50 ribu per sampel, kalau reagen PCR setengah juta per sampelnya," ucap orang nomor satu di Jabar.
Nantinya, reagen akan didistribusikan ke sejumlah Perguruan Tinggi kawasan Jabar yang mempunyai laboratorium pengujian COVID-19.
"Kita sudah rapat kerja dengan IPB dan UI, mereka punya lab sendiri, jadi sebagian dari 20 ribu itu kami kembangkan untuk pengetesan di wilayah Depok, Bogor dan sekitarnya," tambahnya.
Kang Emil mengatakan, pihaknya sedang mendorong Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon untuk memiliki laboratorium pengujian COVID-19.
"Unswagati Cirebon juga sedang kita dorong untuk punya laboratorium, sehingga nanti semua wilayah di Jabar ter-cover dengan baik," cetusnya.
Labkesda Jabar sendiri telah mengantongi sertifikat Laboratorium Penguji dan Laboratorium Medik dari Komite Akreditasi Nasional dan sertifikat Bio Safety Laboratory 2 Plus dari World Health Organization (WHO).
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, peningkatan kapasitas tes menjadi fokus, agar dapat memetakan penyebaran dan mempercepat penanggulangan COVID-19. Sebelumnya, Labkesda Jabar hanya mampu memeriksa 140 sampel per hari.
"Dengan alat yang ada, serta tambahan sumbangan dari Unpad, ITB, dan lainnya, sekarang Labkesda Jabar bisa mengetes 1.200 per hari, jadi lompatannya luar biasa," kata Kang Emil sapaan akrabnya dalam rilis yang diterima.
Lebih lanjut, selain membeli mesin ekstraksi pihaknya juga berencana membeli 20 ribu reagen atau reaktan untuk pemeriksaan COVID-19 dengan teknik polymerase chain reaction (PCR).
"Kita juga sudah beli 20 ribu reagen untuk PCR, memang harganya mahal, kalau RDT Rp50 ribu per sampel, kalau reagen PCR setengah juta per sampelnya," ucap orang nomor satu di Jabar.
Nantinya, reagen akan didistribusikan ke sejumlah Perguruan Tinggi kawasan Jabar yang mempunyai laboratorium pengujian COVID-19.
"Kita sudah rapat kerja dengan IPB dan UI, mereka punya lab sendiri, jadi sebagian dari 20 ribu itu kami kembangkan untuk pengetesan di wilayah Depok, Bogor dan sekitarnya," tambahnya.
Kang Emil mengatakan, pihaknya sedang mendorong Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon untuk memiliki laboratorium pengujian COVID-19.
"Unswagati Cirebon juga sedang kita dorong untuk punya laboratorium, sehingga nanti semua wilayah di Jabar ter-cover dengan baik," cetusnya.
Labkesda Jabar sendiri telah mengantongi sertifikat Laboratorium Penguji dan Laboratorium Medik dari Komite Akreditasi Nasional dan sertifikat Bio Safety Laboratory 2 Plus dari World Health Organization (WHO).